Definisi
Infeksi gonokokal adalah
infeksi menular seksual (IMS) pada epitel dan umumnya bermanifestasi sebagai
servisitis, urethritis, proktitis, dan konjungtivitis.
Jika tidak diobati, infeksi
pada daerah ini dapat mengakibatkan komplikasi local seperti endometritis, salpingitis, abses tubo-ovarian, bartolinitis, peritonitis, dan perihepatitis pada
pasien wanita; periuretritis dan epididymitis pada pasien laki-laki; dan oftalmia neonatorum
pada bayi baru lahir. Infeksi gonokokal diseminata yang meliputi manifestasi
lesi kulit, tonosinovitis, artritis,dan (jarang)
endocarditis atau meningitis jarang terjadi.9
Etiologi
Neisseria
gonorrhoeae (N.gonorhoeae) adalah bakteri gram negative,nonmotile,tidak
membentuk spora,yang tumbuh tunggal dan berpasangan (sebagai monokokus dan
diplokokus). Merupakan pathogen yang eksklusif pada manusia, secara umum memiliki
tiga salinan genom perunit kokus; dimana poliploidi ini memungkinkan tingkat
variasi antigenik yang tinggi dan kelangsungan hidup didalam inangnya. Gonokokus,seperti
semua spesies Neisseria lainnya,merupakan oksidase positif. Mereka dibedakan
dari neisseriae lain dengan kemampuan mereka untuk tumbuh pada media selektif
dan untuk memanfaatkan glukosa tapi tidak maltose,sukrosa,atau laktosa. 9
Epidemiologi
Gonore
terdapat dimana-mana di seluruh dunia dan merupakan penyakit kelamin yang
terbanyak dewasa ini.Tidak ada imunitas bawaan maupun setelah menderita
penyakit.Juga tidak ada perbedaan mengenai kekebalan antara berbagai suku
bangsa atau jenis kelamin atau umur. Diperkirakan setiap tahun tidak
kurang dari 25 juta kasus baru ditemukan di dunia.Beberapa strain kuman gonokok
yang resisten terhadap penisilin, quinolone dan antibiotik lainnya telah
ditemukan beberapa tahun yang lalu dan membawa persoalan dalam pengobatan,
telah tersebar di beberapa negara. 9
Pathogenesis
Gonococci
menampakkan beberapa tipe morfologi dari koloninya, tetapi hanya bakteri
berpili yang tampak virulen. Gonococci yang berbentuk koloni yang pekat (
opaque ) saja yang diisolasi dari manusia dengan gejala uretritis dan dari
kultur uterine cervical pada siklus pertengahan. Gonococci yang koloninya
berbentuk transparan diisolasi dari manusia dari infeksi uretral yang tidak
bergejala, dari menstruasi dan dari bentuk invasif dari gonorrhea, termasuk
salpingitis dan infeksi diseminasi. Pada wanita, tipe koloni terbentuk dari
sebuah strain gonococcus yang berubah selama siklus menstruasi. Gonococci yang
diisolasi dari pasien membentuk koloni-koloni yang pekat atau transparan,
tetapi mereka umumnya memiliki 1-3 Opa protein pada saat tumbuh di kultur
primer yang sedang diuji. Gonococci dengan koloni transparan dan tanpa Opa
protein hampir tidak pernah ditemukan secara klinis tetapi dapat dispesifikasi
melalui penelitian di laboratorium. Gonococci menyerang membran
selaput lendir dari saluran genitourinaria, mata, rectum dan tenggorokan,
menghasilkan nanah yang akut yang mengarah ke invaginasi jaringan, hal yang
diikuti dengan inflamasi kronis dan fibrosis. Pada pria, biasanya terjadi
peradangan uretra ( uretritis ), nanah berwarna kuning dan kental, disertai
rasa sakit ketika kencing. 9
Manifestasi klinis
Pada
laki-laki
Sekali
kontak dengan wanita yang terinfeksi, 25% akan terkena uretritis gonore dan 85%
berupa uretritis yang akut. Setelah masa tunas yang berlangsung antara 2-10
hari, penderita mengeluh nyeri dan panas pada waktu kencing yang kemudian
diikuti keluarnya nanah kental berwarna kuning kehijauan. 9
Pada
keadaan ini umumnya penderita tetap merasa sehat, hanya kadang-kadang dapat
diikuti gejala konstitusi ringan. Sebanyak 10% pada laki-laki dapat memberikan
gejala yang sangat ringan atau tanpa gejala klinis sama sekali pada saat
diagnosis, tetapi hal ini sebenarnya merupakan stadium presimtomatik dari
gonore, oleh karena waktu inkubasi pada laki-laki bisa lebih panjang ( 1-47
hari dengan rata-rata 8,3 hari ) dari laporan sebelumnya. 9
Bila
keadaan ini tidak segera diobati, maka dalam beberapa hari sampai beberapa
minggu maka sering menimbulkan komplikasi lokal berupa epididymitis, seminal
vesiculitis dan prostatitis, yang didahului oleh gejala klinis yang lebih berat
yaitu sakit waktu kencing, frekuensi kencing meningkat, dan keluarnya tetes
darah pada akhir kencing. 9
Pada
wanita gejala uretritis ringan atau bahkan tidak ada, karena uretra pada wanita
selain pendek, juga kontak pertama pada cervix sehingga gejala yang menonjol
berupa cervicitis dengan keluhan berupa keputihan.Karena gejala keputihan
biasanya ringan, seringkali disamarkan dengan penyebab keputihan fisiologis
lain, sehingga tidak merangsang penderita untuk berobat. 9
Dengan
demikian wanita seringkali menjadi carrier dan akan menjadi sumber penularan
yang tersembunyi. Pada kasus-kasus yang simtomatis dengan keluhan keputihan
harus dibedakan dengan penyebab keputihan yang lain seperti trichomoniasis,
vaginosis, candidiasis maupun uretritis non gonore yang lain. Pada wanita, infeksi primer tejadi di
endocerviks dan menyebar kearah uretra dan vagina, meningkatkan sekresi cairan
yang mukopurulen.Ini dapat berkembang ke tuba uterine, menyebabkan salpingitis,
fibrosis dan obliterasi tuba. Ketidak suburan ( infertilitas ) terjadi pada 20%
wanita dengan salpingitis karena gonococci. 9
Pada bayi , ophtalmia
neonatorum yang disebabkan oleh gonococci, yaitu suatu infeksi mata pada bayi
yang baru lahir yang didapat selama bayi berada dalam saluran lahir yang
terinfeksi.Conjungtivitis inisial dengan cepat dapat terjadi dan bila tidak
diobati dapat menimbulkan kebutaan. Untuk mencegah ophtalmia neonatorum ini,
pemberian tetracycline atau erythromycin ke dalam kantung conjungtiva dari bayi
yang baru lahir banyak dilakukan. 9
Pengobatan
Pada
dasarnya pengobatan uretritis baru diberikan setelah diagnosa
ditegakkan.Fasilitas untuk menegakkan diagnosis penyebab uretritis secara pasti
pada suatu daerah kadang-kadang belum tersedia, sehingga diagnosis dengan
mengandalkan tanda-tanda klinis atau dengan pendekatan sindrom masih dipandang
sangat efektif. Obat-obat yang digunakan sebagai terapi uretritis tergantung
beberapa faktor :
- Pola resistensi
menurut area geografi maupun sub populasi
-Obat-obatan yang
tersedia
-Efektivitas yang dikaitkan
dengan harga obat
- Bila kemungkinan ada
contaminant
Terapi uretritis gonore
tanpa komplikasi :
- Golongan
Cephalosporin
Cefixime 400 mg per
oral
Ceftriaxone : 250 mg im
- Golongan Quinolone
Ofloxacin 400 mg per oral
Ciprofloxacin 500 mg per oral
Spectinomycin 2 gram im
Kanamycinim 2 gram
Semua diberikan dalam
dosis tunggal Untuk Ciprofloxacin CDC menganjurkan untuk tidak diberikan pada
area geografi tertentu karena sudah resisten seperti Inggris, Wales, Kanada
sedangkan Asia, Kepulauan Pasifik, California dilaporkan masih peka dan
sensitif. Terapi uretritis gonore dengan komplikasi9 :
§ Ciprofloxacin
: 500 mg po per hari selama 5
hari
§ Ofloxacin :
400 mg po per hari selama 5 hari
§ Ceftriaxone :
250 mg im per hari selama 3 hari
§ Spectinomycin :
2 mg im per hari selama 3 hari
§ Kanamycin :
2 mg im per hari selama 3 hari
Edukasi
Penjelasan
pada pasien dengan baik dan benar sangat berpengaruh pada keberhasilan
pengobatan dan pencegahan karena gonore dapat menular kembali dan dapat terjadi
komplikasi apabila tidak diobati secara tuntas. Tidak ada cara pencegahan
terbaik kecuali menghindari kontak seksual dengan pasangan yang beresiko.Penggunaan
kondom masih dianggap yang terbaik. Pendidikan moral, agama dan seks perlu
diperhatikan. 9
Komplikasi
Komplikasi
local terdiri dari salpingitis akut (PID) dan abses kelenjar bartholin pada
wanita,epididymitis,penile lymphangitis,prostatitis,seminal vasculitis dan
striktur uretra pada pria. Komplikasi jangka panjang dari PID termasuk
sterilitas dan risiko kehamilan ektopik. 9
ü Cervicitis (Non GonoreàKlamidia
Trakomatis)
Definisi
Servicitis
ditandai oleh peradangan berat mukosa atau submukosa serviks.Patogen utama
servicitis mukopurulen adalah C.trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae,keduanya
ditularkan secara seksual.5
Epidemiologi
Angka
kejadian infeksi Klamidia diantara peserta KB diJakarta Utara pada tahun 1997
sebesar 9,3 % sementara diantara perempuan yang tinggal di daerah rural di Bali
angka kejadian nya sebesar 5,6 %. 5
Etiologi
Klamidia
trakomatis adalah organisme intraseluler wajib yang lebih menyukai menginfeksi
sel-sel skuamokolumner,yaitu pada zona tansisi serviks. 5
Patomekanisme
Fase
I: disebut fase noninfeksiosa,terjadi karena
keadaan laten yang dapat ditemukan pada
genitalia maupun konjungtiva.Pada saat ini kuman sifatnya intraselular
dan berada dalm vakuol yang letaknya melekat pada inti sel hospes,disebut badan
inklusi. 5
Fase
II: Fase
Penularan,bila vakuol pecah,kuman keluar dalam bentuk badan elementer yang
dapat menimbulkan infeksi pada
sel hospes yang baru. 5
Faktor Risiko
•
Umur <25 tahun &
aktif secara seksual
•
Status sosial ekonomi
rendah
•
Pasangan seksual banyak
dan status tidak menikah.
Gejala Klinis
•
Keluar cairan vagina
•
Bercak darah/perdarahan
pasca sanggama
•
Pada pemeriksaan
serviks mungkin tampak erosi dan rapuh
•
Cairan mokupurulen
berwarna kuning-hijau
Penatalaksanaan
v Center
for disease control and prevention(CDC)
Azitromisin
1 g per oral (dosis tunggal)
Doksisiklin
100 mg per oral 2xsehari selama 7 hari
v Terapi
alternatif
Eritromisin
basa 500 mg per oral 4xsehari selama 7 hari
Eritromisin
etilsuksinat 800 mg 4xsehari selama 7 hari
Ofloksasin
300 mg per oral 2xsehari selama 7 hari
Levofloksasin
500 mg per oral 1xehari selama7 hari 5.
Komplikasi
PID(Pelvic
Inflammatory Disease)
Pencegahan
·
pendidikan kesehatan
masyarakat
·
konseling penderita
·
modifikasi prilaku
·
Penghentian
aktivitas seksual hingga terapi komplit
dan gejala hilang
·
penggunaan kondom
dengan benar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar