Kamis, 30 Juni 2016

Cervisitis Gonorhoe



Definisi
Infeksi gonokokal adalah infeksi menular seksual (IMS) pada epitel dan umumnya bermanifestasi sebagai servisitis, urethritis, proktitis, dan konjungtivitis. Jika tidak diobati, infeksi pada daerah ini dapat mengakibatkan komplikasi local seperti endometritis, salpingitis, abses tubo-ovarian, bartolinitis, peritonitis, dan perihepatitis pada pasien wanita; periuretritis dan epididymitis pada pasien laki-laki; dan oftalmia neonatorum pada bayi baru lahir. Infeksi gonokokal diseminata yang meliputi manifestasi lesi kulit, tonosinovitis, artritis,dan (jarang) endocarditis atau meningitis jarang terjadi.9
Etiologi
Neisseria gonorrhoeae (N.gonorhoeae) adalah bakteri gram negative,nonmotile,tidak membentuk spora,yang tumbuh tunggal dan berpasangan (sebagai monokokus dan diplokokus). Merupakan pathogen yang eksklusif pada manusia, secara umum memiliki tiga salinan genom perunit kokus; dimana poliploidi ini memungkinkan tingkat variasi antigenik yang tinggi dan kelangsungan hidup didalam inangnya. Gonokokus,seperti semua spesies Neisseria lainnya,merupakan oksidase positif. Mereka dibedakan dari neisseriae lain dengan kemampuan mereka untuk tumbuh pada media selektif dan untuk memanfaatkan glukosa tapi tidak maltose,sukrosa,atau laktosa. 9
Epidemiologi
Gonore terdapat dimana-mana di seluruh dunia dan merupakan penyakit kelamin yang terbanyak dewasa ini.Tidak ada imunitas bawaan maupun setelah menderita penyakit.Juga tidak ada perbedaan mengenai kekebalan antara berbagai suku bangsa atau jenis kelamin atau umur. Diperkirakan setiap tahun tidak kurang dari 25 juta kasus baru ditemukan di dunia.Beberapa strain kuman gonokok yang resisten terhadap penisilin, quinolone dan antibiotik lainnya telah ditemukan beberapa tahun yang lalu dan membawa persoalan dalam pengobatan, telah tersebar di beberapa negara. 9
Pathogenesis
Gonococci menampakkan beberapa tipe morfologi dari koloninya, tetapi hanya bakteri berpili yang tampak virulen. Gonococci yang berbentuk koloni yang pekat ( opaque ) saja yang diisolasi dari manusia dengan gejala uretritis dan dari kultur uterine cervical pada siklus pertengahan. Gonococci yang koloninya berbentuk transparan diisolasi dari manusia dari infeksi uretral yang tidak bergejala, dari menstruasi dan dari bentuk invasif dari gonorrhea, termasuk salpingitis dan infeksi diseminasi. Pada wanita, tipe koloni terbentuk dari sebuah strain gonococcus yang berubah selama siklus menstruasi. Gonococci yang diisolasi dari pasien membentuk koloni-koloni yang pekat atau transparan, tetapi mereka umumnya memiliki 1-3 Opa protein pada saat tumbuh di kultur primer yang sedang diuji. Gonococci dengan koloni transparan dan tanpa Opa protein hampir tidak pernah ditemukan secara klinis tetapi dapat dispesifikasi melalui penelitian di laboratorium. Gonococci menyerang membran selaput lendir dari saluran genitourinaria, mata, rectum dan tenggorokan, menghasilkan nanah yang akut yang mengarah ke invaginasi jaringan, hal yang diikuti dengan inflamasi kronis dan fibrosis. Pada pria, biasanya terjadi peradangan uretra ( uretritis ), nanah berwarna kuning dan kental, disertai rasa sakit ketika kencing. 9
Manifestasi klinis
Pada laki-laki
Sekali kontak dengan wanita yang terinfeksi, 25% akan terkena uretritis gonore dan 85% berupa uretritis yang akut. Setelah masa tunas yang berlangsung antara 2-10 hari, penderita mengeluh nyeri dan panas pada waktu kencing yang kemudian diikuti keluarnya nanah kental berwarna kuning kehijauan. 9
Pada keadaan ini umumnya penderita tetap merasa sehat, hanya kadang-kadang dapat diikuti gejala konstitusi ringan. Sebanyak 10% pada laki-laki dapat memberikan gejala yang sangat ringan atau tanpa gejala klinis sama sekali pada saat diagnosis, tetapi hal ini sebenarnya merupakan stadium presimtomatik dari gonore, oleh karena waktu inkubasi pada laki-laki bisa lebih panjang ( 1-47 hari dengan rata-rata 8,3 hari ) dari laporan sebelumnya. 9
Bila keadaan ini tidak segera diobati, maka dalam beberapa hari sampai beberapa minggu maka sering menimbulkan komplikasi lokal berupa epididymitis, seminal vesiculitis dan prostatitis, yang didahului oleh gejala klinis yang lebih berat yaitu sakit waktu kencing, frekuensi kencing meningkat, dan keluarnya tetes darah pada akhir kencing. 9
Pada wanita gejala uretritis ringan atau bahkan tidak ada, karena uretra pada wanita selain pendek, juga kontak pertama pada cervix sehingga gejala yang menonjol berupa cervicitis dengan keluhan berupa keputihan.Karena gejala keputihan biasanya ringan, seringkali disamarkan dengan penyebab keputihan fisiologis lain, sehingga tidak merangsang penderita untuk berobat. 9
Dengan demikian wanita seringkali menjadi carrier dan akan menjadi sumber penularan yang tersembunyi. Pada kasus-kasus yang simtomatis dengan keluhan keputihan harus dibedakan dengan penyebab keputihan yang lain seperti trichomoniasis, vaginosis, candidiasis maupun uretritis non gonore yang lain.  Pada wanita, infeksi primer tejadi di endocerviks dan menyebar kearah uretra dan vagina, meningkatkan sekresi cairan yang mukopurulen.Ini dapat berkembang ke tuba uterine, menyebabkan salpingitis, fibrosis dan obliterasi tuba. Ketidak suburan ( infertilitas ) terjadi pada 20% wanita dengan salpingitis karena gonococci. 9
Pada bayi , ophtalmia neonatorum yang disebabkan oleh gonococci, yaitu suatu infeksi mata pada bayi yang baru lahir yang didapat selama bayi berada dalam saluran lahir yang terinfeksi.Conjungtivitis inisial dengan cepat dapat terjadi dan bila tidak diobati dapat menimbulkan kebutaan. Untuk mencegah ophtalmia neonatorum ini, pemberian tetracycline atau erythromycin ke dalam kantung conjungtiva dari bayi yang baru lahir banyak dilakukan. 9
Pengobatan
Pada dasarnya pengobatan uretritis baru diberikan setelah diagnosa ditegakkan.Fasilitas untuk menegakkan diagnosis penyebab uretritis secara pasti pada suatu daerah kadang-kadang belum tersedia, sehingga diagnosis dengan mengandalkan tanda-tanda klinis atau dengan pendekatan sindrom masih dipandang sangat efektif. Obat-obat yang digunakan sebagai terapi uretritis tergantung beberapa faktor :
- Pola resistensi menurut area geografi maupun sub populasi
-Obat-obatan yang tersedia
-Efektivitas yang dikaitkan dengan harga obat
- Bila kemungkinan ada contaminant

Terapi uretritis gonore tanpa komplikasi :
- Golongan Cephalosporin
Cefixime 400 mg per oral                  
Ceftriaxone :  250 mg im

- Golongan Quinolone
 Ofloxacin 400 mg per oral                
Ciprofloxacin 500 mg per oral
Spectinomycin 2 gram im
Kanamycinim  2 gram
Semua diberikan dalam dosis tunggal Untuk Ciprofloxacin CDC menganjurkan untuk tidak diberikan pada area geografi tertentu karena sudah resisten seperti Inggris, Wales, Kanada sedangkan Asia, Kepulauan Pasifik, California dilaporkan masih peka dan sensitif. Terapi uretritis gonore dengan komplikasi9 :
§  Ciprofloxacin              : 500 mg po per hari selama 5 hari
§  Ofloxacin                    : 400 mg po per hari selama 5 hari
§  Ceftriaxone                 : 250 mg im per hari selama 3 hari
§  Spectinomycin            : 2 mg im per hari selama 3 hari
§  Kanamycin                  :  2 mg im per hari selama 3 hari
Edukasi
Penjelasan pada pasien dengan baik dan benar sangat berpengaruh pada keberhasilan pengobatan dan pencegahan karena gonore dapat menular kembali dan dapat terjadi komplikasi apabila tidak diobati secara tuntas. Tidak ada cara pencegahan terbaik kecuali menghindari kontak seksual dengan pasangan yang beresiko.Penggunaan kondom masih dianggap yang terbaik. Pendidikan moral, agama dan seks perlu diperhatikan. 9
Komplikasi
Komplikasi local terdiri dari salpingitis akut (PID) dan abses kelenjar bartholin pada wanita,epididymitis,penile lymphangitis,prostatitis,seminal vasculitis dan striktur uretra pada pria. Komplikasi jangka panjang dari PID termasuk sterilitas dan risiko kehamilan ektopik. 9
ü  Cervicitis (Non GonoreàKlamidia Trakomatis)
Definisi
Servicitis ditandai oleh peradangan berat mukosa atau submukosa serviks.Patogen utama servicitis mukopurulen adalah C.trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae,keduanya ditularkan secara seksual.5
Epidemiologi
Angka kejadian infeksi Klamidia diantara peserta KB diJakarta Utara pada tahun 1997 sebesar 9,3 % sementara diantara perempuan yang tinggal di daerah rural di Bali angka kejadian nya sebesar 5,6 %. 5
Etiologi
Klamidia trakomatis adalah organisme intraseluler wajib yang lebih menyukai menginfeksi sel-sel skuamokolumner,yaitu pada zona tansisi serviks. 5
Patomekanisme
Fase I: disebut fase noninfeksiosa,terjadi karena keadaan laten yang dapat ditemukan pada genitalia maupun konjungtiva.Pada saat ini kuman sifatnya intraselular dan berada dalm vakuol yang letaknya         melekat pada inti sel hospes,disebut badan inklusi. 5
Fase II: Fase Penularan,bila vakuol pecah,kuman keluar dalam bentuk badan elementer yang dapat             menimbulkan infeksi pada sel hospes yang baru. 5
Faktor Risiko
         Umur <25 tahun & aktif secara seksual
         Status sosial ekonomi rendah
         Pasangan seksual banyak dan status tidak menikah.
Gejala Klinis
         Keluar cairan vagina
         Bercak darah/perdarahan pasca sanggama
         Pada pemeriksaan serviks mungkin tampak erosi dan rapuh
         Cairan mokupurulen berwarna kuning-hijau
Penatalaksanaan
v  Center for disease control and prevention(CDC)
Azitromisin 1 g per oral (dosis tunggal)
Doksisiklin 100 mg per oral 2xsehari selama 7 hari
v  Terapi alternatif
Eritromisin basa 500 mg per oral 4xsehari selama 7 hari
Eritromisin etilsuksinat 800 mg 4xsehari selama 7 hari
Ofloksasin 300 mg per oral 2xsehari selama 7 hari
Levofloksasin 500 mg per oral 1xehari selama7 hari 5.
Komplikasi
PID(Pelvic Inflammatory Disease)
Pencegahan
·         pendidikan kesehatan masyarakat
·         konseling penderita
·         modifikasi prilaku
·         Penghentian aktivitas  seksual hingga terapi komplit dan gejala hilang
·         penggunaan kondom dengan benar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar