Sebagaimana
kebanyakan prosedur klinik, pemeriksaan auskultasi jantung pada pasien yang
lebih tua, persiapan, orientasi dan kedisiplinan adalah kunci. Berikut ini
adalah beberapa langkah-langkah utama yang perlu dilakukan. Semakin baik
prosedur ini dilaksanakan maka semakin mudah pula memperoleh informasi yang bermanfaat.
Pertama gunakan stetoskop yang baik, (lebih menarik
menggunakan stetoskop dengan mainan seperti stetoskop mainan). Pastikan pasien
merasa nyaman dan biarkan ia mengetahui bahwa anda akan mendengarkan dengan baik
bunyi jantung. Buat suasana ruangan setenang mungkin. Jika memungkinkan matikan
alat-alat elektronik, minta pasien agar berhenti berbicara dan tutup pintu.
Awali
dengan bagian diafragma dan gunakan waktu anda, lakukan pemeriksaan dengan
tepat dan hati-hati. Orientasikan diri anda pada siklus jantung dengan
merasakan denyut carotis atau brachial. Pada setiap lokasi, dengar dengan baik
bunyi jantung pertama (S1) kemudian kedua (S2), systole (jarak antara S1 dan
S2), early diastole (beberapa saat setelah S2) dan late diastole (mendekati
S1).
Fokuskan
seluruh kesadaranmu pada setiap langkah khusus tersebut sampai anda yakin
terhadap suara yang anda dengar.
Menentukan
denyut dan irama jantung
Jika anda belum
merasakan denyut, appreciate denyut dan irama jantung. Denyut yang cepat
(takikardi) lebih dari 100x/menit. Denyut yang lambat (bradikardi) kurang dari
60 kali /menit. Normalnya, irama yang ditemukan adalah regular dan normal.
Irama jantung yang ireguler dapat mungkin menunjukkan hal-hal berikut.
- Kontraksi ventrikel yang premature (PVC)
- Kontraksi premature atrium (PAC)
- Fibrilasi atrium dengan blok atrioventrikuler tingkat ke dua (pikirkan kemungkinan keracunan digitalis, jika pasien mengkonsumsi digitalis).
Prediksi irama ireguler
dapat menunjukkan tanda-tanda berikut.
- Bigeminy, trigeminy, dll.,
- Variasi pernapasan
- Derajat kedua Mobitz type I AV block (kembali dan cek vena leher untuk peningkatan interval gelombang a-c).
Menemukan sebuah irama
yang ireguler dapat menunjukkan beberapa hal sebagai berikut.
- Fibrilasi atrial (rasakan deficit denyut dengan membandingkan denyut pembuluh darah tepi (radial) dengan denyut jantung)), atau
- atrial flutter with variasi AV blok.
Auskultasi Pada Daerah Apeks (Mitral)
Alasan
pemeriksaan awal dilakukan didaerah mitral adalah untuk membandingkan hasil
auskultasi dengan hasil pemeriksaan sebelumnya yaitu perkusi dan palpasi. Fokus
untuk beberapa saat pada bunyi jantung dan orientasikan ke siklus jantung. Ini
merupakan tempat terbaik untuk mendengar S1, bising katup mitral dan gallop S3
dan S4. Ini juga berguna untuk membandingkan kualitas suara dengan point
maximal impact (PMI/ ictus kordis) yang dipalpasi.
Mendengarkan
S1
Catat
khususnya intensitas relativitas S1 terhadap S2. Normalnya pada apeks S1 lebih
keras dibandingkan S2. Kerasnya suara penutupan katup mitral bergantung pada
tiga hal.
Derajat
penutupan katup (apakah katup telah memiliki waktu yang lebih banyak secara
pasif berayun menutup karena blok jantung)
Tenaga
paksaan dari kontraksi ventrikel saat menutup katup,
Keutuhan
katup.
Pikirkan
sebuah pintu yang dibanting. Besarnya suara akan tergantung pada seberapa jauh
pintu tersebut, seberapa kuat anda membantingnya, dan keutuhan dari pintu.
Mendengarkan
S1 yang lemah. S1 setara atau lebih lemah dari pada s2 pada daerah mitral
menandakan hal –hal berikut, dimana anda dapat menentukan seperti apa
mekanismenya:
AV
blok derajat 1. Periksa kembali vena leher untuk menentukan perbedaan gelombang
a dan c, yang menandakan interval P-R pada pemeriksaan EKG.
Kegagalan
ventrikel kiri. Akan menunjukkan distensi vena jugularis, bising bibasilar dan
S3 gallop, hepatomegali, dan edema pedis. (pertimbangkan infark miokard,
iskemia, atau aneurisma ventrikel
Hipertrofi
ventrikel kiri. Biasanya berkembang dari hipertensi kronik dan karakteristiknya
adalah perluasan jantung dan pergeseran ictus kordis.
Left
bundle branch block (LBBB). Menghasilkan paradoksimal split S2.
Mitral
insufisiensi yang bermakna.
Kadang-kadang
obesitas dan emfisema juga akan mengurangi intensitas S1.
Mendengarkan
S1 yang keras. Mendengarkan suara S1 yang keras dapat menunjukkan mitral stenosis,
status hiperdinamik (dari demam, hipertiroidisme, atau anemia), atau atrial
myxoma (sangat jarang).
Mendengarkan
variasi S1. Suatu waktu anda telah menyadari besarnya suara S1 dibandingakn S2,
catat beberapa variasi denyut ke denyut pada intensitas S1.
- Sebuah irama yang ireguler dan intensitas suara S1 yang bervariasi menandakan adanyan fibrilasi atrium
- Penurunan intensitas S1 sampai jatuhnya sebuah denyut menandakan AV blok derajat 2 Mobits tipe 1 (wenckebach). Anda dapat menilai rasa dari sekelompok denyut.
- Mendengarkan bradikardi ireguler dengan variabel S1 menandakan AV blok derajat 3.
- Penyebab lain variasi S1 adalah ventrikel takikardi
Mendengarkan
split S1. Selanjutnya, perhatikan apakah S1 singel atau doubel. Suara S 1
singel adalah normal. Reduplikasi dari S1 menandakan split S1, mendengarkan
sebuah gallop S4 dan S1, atau mendengarkan S1 dan early ejction clik. Split S1
menunjukkan right bundle block, yang menghasilkan penundaan penutupan katup
trikuspid.
Ada
beberapa trik untuk mengetahui S1 adalah reduplikat dari gallop S4 dan S1.
Bunyi S4 paling baik didengar pada ruang yang menghasilkan bunyi, jadi tidak
biasa terdengar pada daerah aorta dan pulmonal. Dengan posisi pasien Left
lateral dekubitus, dengarkan ketika anda mendorong bell sehingga kulit menempel
dan menghasilkan diafragma. S4 akan menghilang atau secara signifikan treredam.
S4 akan menghilang selama extra sistol. Juga minta pasien melakukan 3 sit-ups
menguatkan S4, yang jarang garing dan tinggi puncaknya seperti klik ejection.
Juga, anda dapat telah mampu untuk mempalpasi S4 selam palpasi jantung pada
ictus kordis.
S1
dan early ejection klik dapat juga menyebabkan bunyi split S1. Sebuah klik
ejection biasanya garing dan bernada tinggi. Ejeksion klik akan bergerak lebih
dekat ketika pasien berdiri. Anda dapat mendengar bising prolaps katup mitral
atau klik yang lain sama baiknya.
Mendengarkan
S2
Mendengarka
split S2 menandakan sebuah gallop S3 atau split S2 yang luas dengan P2 yang
keras dan bunyi opening snap.
Sebuah
gallop S3 disebabkan oleh gangguan ventrikel pada awal diastol. Ini menunjukkan
gagal jantung kongestif sampai pembuktian lain dan dapat dipastikan dengan tes
exercise ringan, seperti meminta pasien melakukan 2-3 sit up.
Mendengarkan
sistol (interval waktu bersamaan dengan denyut)
bising
yang terdengar disini menandakan regurgitasi mitral, prolaps mitral,
regurgitasi trikuspid, atau ventrikel septal defek ( menjalar ke belakang,
daerah paravertebral kiri). Mendengarkan sebuah extra sound selama sistol pada
lokasi ini menandakan klik ejection, klik prolaps katup mitral, atau sebuah
perikardial friction rub.
Mendengarkan
early diastole
Mendengarkan
bunyi tambahan paling sering menunjukkan sebuah gallop S3. Gallop dihasilkan
dari penurunan pemenuhan ventrikel dan mengakibatkan rendahnya fraksi ejeksi.
S3 merupakan kunci untuk mengetahui gagal jantung kongestive. Gangguan lain
yang menghasilkan S3 termaksud regurgitasi mitral, regurgitasi trikuspid,
cardiomiopaty, dan infark myocard pada ventrikel kanan.
Jarang
terjadi suara pada early diastol adalah opening snap pada stnosis mitral, knock
perikardial, cemplungan atrial myxoma tumor, dan awal dari bising stnosis
mitral.
Mendengarkan
late diastol.
Sebuah
bunyi tambahan seperti late diastol menandakan gallop S4. Bunyi S4 dihasilkan
dari penurunan pemompaan ventrikel ketika ventrikel penuh. S4 biasanya normal
pada orang yang sudah tua. Jika S4 dapat dipalpasi sebaik didengar,
pertimbangkan hipertensi, hipertensi pulmonal, dan iskemia kardiac.
Auskultasi Pada Daerah Trikuspid
Ketika
anda telah memeriksa apeks, berpindahlah ke arah garis sternum sebelah kiri
yang lebih rendah. Bising trikuspid dan beberapa biasing hipertrofi septal
asimetrik paling baik terdengar disini.
Mendengarkan
S1
Mendengarkan
split S1 pada trikuspid menandakan bundle branch block atau S4-S1 ventrikel
kanan.
Mendengarkan
S2
Mendengarkan
split S2 pada daerah trikuspid tapi tidak pada apeks menandakan bahwa P2
terlalu keras atau ada gallop S3 ventrikel kanan. Anda dapat mendengarkan
peningkatan S3 saat inspirasi dengan menekan daerah hepar atau secara pasif
mengangkat kaki untuk meningkatkan venous return. Kehilangan bunyi jantung
kedua setelah menelan menandakan obstruksi pada lower esophagus (Meltzer sign).
Appendisitis dapat meningkatkan intensitas bunyi jantung kedua (mannaberg
sign).
Mendengarkan
bunyi sistol
Bising
jantung paling baik disini menunjukkan regurgitasi trikuspid, regurgitasi
mitral, prolaps katup mitral, atau stenosis aorta. Mendengarkan bunyi jantung
tambahan disini menunjukkan klik ejeksi, klik prolaps katup mitral, perikardial
friction rubs, yang merupakan bunyi kasar, seakan jantung berdetak didalam
kantung kertas.
Mendengarkan
early diastol
Mendengarkan
bunyi tambahan menandakan bunyi galop S3 (biasanya ventrikel kanan)., sebuah
opening snap, awal dari bising stenosis mitral, atau sebuah bising regurgitasi
aorta.
Mendengarkan
Late diastol
Bunyi
tambahan pada late diastole menandakan sebuah galop S4 (biasanya pada ventrikel
kanan).
Auskultasi
Pada Daerah Pulmonal
Setelah
pemeriksaan pada garis kiri sternum yang lebih rendah lengkap, pindahkan ke
atas ke garis kiri sternum yang lebih tinggi. Bising katup pulmonal dan patent
ductus arteriosus (PDA) paling keras terdengar disini, dan ini merupakan tempat
terbaik untuk mendengar split S2. Minta pasien duduk tegak lurus atau
memeriksan dengan pasien duduk diatas kursi roda akan meningkatkan perubahan
pernapasan dan menempatkan S2 pada posisinya.
Mendengarkan
S1
S1
normalnya akan berbunyi lebih lemah dari pada S2 pada lokasi ini.
Mendengarkan
dengan hati-hati S2
S2
normalnya lebih keras dibandingkan S1 pada lokasi ini. Lebih kerasnya P2
daripada A2 menandakan adanya hipertensi pulmonal atau stenosis aorta.
Fokus
pada split S2
Fokus
pada normal pada split S2 (contoh mendengarkan redaman atau 2 suara yang
berbeda). Mendengarkan split saat inspirasi dan tidak ada split pada ekspirasi
normal. Nilai sempitnya, split tertentu menunjukkan hipertensi pulmonal. Split
sempit karena penurunan pemenuhan pada alas vaskuler pulmonal.
Sebuah
Split yang luas dimana 2 suara tidak pernah kembali bersama menandakan raight
bundle branch block (RBBB) (periksa split pada suara pertama jantung), PVC dari
ventrikel kiri, regurgitasi mitral, emboli pulmonal yang masiv, gagal jantung
kanan berat, stenosis pulmonal, ventricular septal defect, dengan left to right
shunt, atau atrial sepatal defect (termasuk post operasi).
Penyebab
lain dari S2 yang nyata adalah S2 dan S3 (split akan lebih keras disepanjang
ventrikel daripada dasar jantung), S2 dan sebuah opening snap, S2 dan knok
perikardial, dan S2 dan sebuah ceburan dari tumor myxoma atrial.
Mendengarkan
sebuah split paradoksial dimana anda mendengar tidak adasplit pada inspirasi
tetapi split pada ekspirasi (A2 setelah P2) menandakan left bundle branch
block, stenosis aorta, regurgitasi trikuspid, atau paten ductus arteriosus
dengan shunt kiri ke kanan.
Mendengarkan
Bunyi Sistol
Sebuah
bising yang paling baik terdengar pada sistol adalah stenosis pulmonal. Sebuah
bising sistol pulmonal akan menjalar kearah klavikula kiri adalah tanda
petteruti.
Mendengarkan
Early Diastol
Bising
terdengar paling baik pada diastole manandakan regurgitasi pulmonal.
Mendengarkan
late diastol
Sebuah
bunyi tambahan yang terdengar beberapa saat sebelum sistole adalah seperti
sebuah S4sisi kanan.
Auskultasi
Pada Area Aorta (Right Upper Sternal Border)
Ketika
pemeriksaan anda pada daerah pulmonal selesai, pindah ke arah kanan atas garis
sternum.
Mendengarkan
S1
S1
seharusnya lebih lemah daripada S2 disini.
Mendengarkan
S2
Redaman
A2 atau tidak ada A2 diseluruh area menunjukkan stenosi aorta.
Mendengarkan
bunyi sistole
Sebuah
bising yang paling jelas terdengar disini menunjukkan stenosis aorta, aorta
sklerotik, atau septal asimetrik hipertrofi.
Mendengarkan
early diastol
Sebuah
bising yang paling jelas terdengar disini menandakan regurgitasi aorta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar